Rabu 15 April 2015

Sejarah

SEJARAH SINGKAT PELABUHAN UDARA MOKMER

DAN BANDAR UDARA FRANS KAISIEPO BIAK

1.  PERIODE PENDUDUKAN JEPANG :

Meletusnya Perang Dunia ke - II di kawasan Asia - Pasific, membawa dampak tentara Jepang menduduki Irian Jaya/Biak pada tahun 1942. Dalam usahanya memenangkan perang, maka dibangun beberapa pangkalan angkatan laut dan angkatan udara di Irian Jaya, demikian pula di Biak (Khususnya) perkampungan Ambroben dibangun satu landasan pesawat udara, guna menunjang mobilitas tentara, logistic dan lain - lain dengan ukuran 2000m x 40m.

Lapangan terbang tersebut berlokasi di daerah perkampungan Ambroben dan pelaksanaannya dikerjakan oleh tenaga manusia yang bersifat padat karya atau romusha.

Diperkampungan Samao / Sorido, Jepang berusaha membangun Lapangan Terbang yang ke 2 namun baru dikerjakan, tentara sekutu telah menyerang basis -basis pertahanan tentara Jepang dan akhirnya lapangan terbang tersebut tidak dapat diselesaikan sebagaimana mestinya. Lapangan terbang yang berlokasi di Ambroben yang dibangun pada tahun 1943 dan selesai tahun itu juga, sudah dapat beroperasi untuk menampung kegiatan pesawat -pesawat udara bermesin satu dan bermesin ganda dari tentara Jepang.

2.  PERIODE PENDUDUKAN SEKUTU  :

Perang Dunia ke–II, tentara Sekutu mendaratkan pasukannya di Biak pada tanggal 16 Nopember 1944. Dengan peralatan yang serba lengkap mereka membangun semua fasilitas termasuk prasarana angkutan udara untuk mobilitas tentara, logistic dan basis pertahanan. Di Biak dibangun beberapa landasan lapangan terbang yaitu : lapangan terbang (Boroku Manuhua) diperkampungan Boroku, di (Samau) dibangun lapangan terbang Sorido dan diperkampungan (Ambroben) dibangun lapangan terbang Mokmer yaitu bekas lapangan terbang Jepang yang diperpanjang serta diperluas dengan ukuran (3000m x 40m). Namun Lapangan terbang tersebut dipergunakan RAAF (Royal Australia Air Force) yang bertugas sebagai tentara Sekutu. Pendudukan tentara Sekutu  di Biak berakhir menjelang akhir tahun 1946.

3.  PERIODE PENDUDUKAN TENTARA BELANDA  :

Setelah tentara sekutu tinggalkan Irian Jaya, maka bekas fasilitas tentara Sekutu diambil alih pemerintahan Belanda, setelah proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia pada tanggal: 17 Agustus 1945. perhubungan udara di Biak dibuka oleh pemerintahan Belanda pada tahun 1947 dengan menggunakan lapangan terbang Boroku dengan panjang lapangan berkisar 2km. Sedangkan lapangan terbang Mokmer (Ambroben) sejak tahun 1947 s/d tahun 1951 tidak digunakan.

Dengan adanya surat keputusan HAK PAKAI oleh Gubernur Nieuw Guinea atas nama Angkatan Laut Belanda di Biak, Nomor:38/a.2/1935 tanggal:17 – September – 1953 sehingga lapangan terbang Boroku yang digunakan oleh Bureau Luchtvaart ditutup, karena untuk operasi penerbangan komersial, dan Belanda mencarikan lokasi baru dan pilihan jatuh pada bapangan terbang Mokmer bekas lapangan terbang Jepang  / RAAF ( Royal Australi Air Force ).

Pada tahun 1952 Bureau Luchtvaart melakukan pembangunan lapangan terbang pada lokasi kampung Ambroben dan pembangunan di kerjakan secara bertahap. Tahap pertama dibangun untuk dapat menampung jenis pesawat DC – 3 dan selesai pada tahun 1953 / 1945. selanjutnya kegiatan penerbangan komersial mulai dialihkan ke pelabuhan udara Mokmer dari lapangan terbang Boroku (Manuhua). Tahap–tahap pembangunan pelabuhan udara Mokmer untuk dapat menampung pesawat udara jenis DC – 8. permulaan pelaksanaan test landing dilakukan pada bulan Desember 1959.

Namun lapangan terbang Sorido ditutup karena dibangun asrama, kantor, bengkel gudang dan lsin - lain,  yang saat ini menjadi areal TNI angkatan laut RI Biak ( lanal ).

4.  MASALAH PERALIHAN DIBAWA PEMRINTAHAN UNTEA  :

Q  Sejak bulan Agustus 1962 s/d 30 April 1963 Irian Jaya dipimpin oleh badan/organ Perserikatan Bangsa - Bangsa yang disebut UNTEA (United Nation Temporary) sebagai pemerintahan sementara. Dan Bapak A. A. WIDODO adalah Airport Manager pertama.

Q  Pada bulan Nopember 1962 dilakukan serah terima pengelolahan pelabuhan udara Mokmer dari J. C. SMITH mewakili pemerintahan Belanda selaku Lucht Haven Meester kepada Bapak A. A. WIDODO wakil dari UNTEA selaku Airport Manager yang baru.

Q  Pada tanggal 30 April 1963 Irian Jaya dipimpin oleh (RI) dimana unsur perhubungan dipimpin oleh Bapak Germania Suryanegara dan unsur penerbangan sipilnya dipimpin oleh Ir. Karno Barkah (yang kemudian diganti oleh Bapak Wasito).

5.  PENDUDUKAN PEMERINTAHAN INDONESIA  :

Bandar Udara Mokmer di Biak secara resmi diserah terimakan dari UNTEA kepada Pemerintahan Indonesia pada tanggal : 1 Mei 1963, dalam masa transasi tersebut dilakukan pembenahan administrasi yang menyangkut organisasi dan operasional. Bapak A. A. WIDODO sebagai kepala pelabuhan udara Mokmer di Biak dipercayakan untuk mengadakan penyesuaian–penyesuaian yang dikaitkan dengan peraturan pemerintahan yang berlaku.

Pejabat - pejabat pelabuhan udara Mokmer sejak peralihan Belanda, adalah sebagai berikut  :

5.1  A. A. WIDODO

Tentang data–data riwayat hidup Bapak A. A. WIDODO, kurang lengkap sehingga tidak dapat ditulis dalam lembaran sejarah pelabuhan udara Mokmer. Namun secara singkat dapat dicatat bahwa Beliau seorang lulusan Akademi Penerbangan Indonesia jurusan Course Syah Bandar Udara di Curug - Tanggerang. Beliau ditugaskan oleh Pemerintah Indonesia sebagai tenaga TRIKORA.

Serah terima Pelabuhan Mokmer pada bulan Nopember 1962 semasa pemerintahan UNTEA dari pejabat lama J. C. SMITH. Dalam masa transisi tersebut tugas–tugas beliau telah dilaksanakan dalam mengambil alih tugas - tugas teknisi, komunikasi dan tata usaha untuk menggantikan tenaga - tenaga kerja asing Belanda dan Philiphina. Hingga beliau dipindahkan ke Jayapura bulan Maret 1963 sebagai kepala penerbangan propinsi Irian Jaya, menggantikan Bapak Wasito.

5.2  A. T. E. LIANDO

Bapak A. T. E. LIANDO seorang lulusan Akademi Penerbangan Indonesia jurusan Air Trafic Control. Yang berjabat sebagai kepala Bandar Udara ke–2 menggantikan Bapak A. A. WIDODO, Beliau melanjutkan tugas - tugas rutin yang ditinggalkan oleh pejabat sebelumnya dan juga menyelesaian masalah - masalah yang menyangkut kegiatan peralihan.

5.3  R. SOEHARTO

Bapak R. SOEHARTO, adalah pejabat yang ke-3 juga seorang lulusan Akademi Penerbangan Indonesia jurusan ATC. Beliau mulai berjabat pada tahun 1967 (dari Bapak A. T. E. LIANDO) dan memipin pelabuhan Mokmer hingga Juli 1972. Selanjutnya dipindahkan ke kantor wilayah direktorat jendral perhubungan udara I di Medan. Beliau meneruskan tugas–tugas rutin Pelabuhan Mokmer Biak, terutama pada masa menjelang penentuan pendapat masyarakat di Irian Jaya, dimana Pelabuhan Mokmer merupakan tempat transit bagi pejabat yang menunjang kegiatan tersebut.

5.4  ACHMAD SAID

Bapak ACHMAD SAID sebagai kepala pelabuhan udara Mokmer yang ke - 4, Beliau juga adalah seorang lulusan Akademi Penerbangan Indonesia jurusan ATC di Curug. Serah terima  jabatan dilaksanakan pada bulan juli 1972 dan  berakhir pada bulan Maret 1974. Selanjutnya beliau mendapatkan tugas baru di Surabaya.

5.5  JULIUS BAKAR

Bapak. JULIUS BAKAR sebagai kepala pelabuhan udara mokmer yang ke - 5 serah terima pada bulan Maret 1974 dan berakhir pada tanggal : 31 Januari 1976 karena di pindahkan ke kantor wilayah III Surabaya. Beliau adalah lulusan Akademi Penerbangan Indonesia jurusan ATC.

5.6  F. H. WAROKKA

Bapak F. H. WAROKKA sebagai kepala pelabuhan udara Mokmer yang ke - 6 dan mulai bertugas sejak tanggl 15 Januari 1977, dan berakhir pada bulan April 1982. Beliau adalah lulusan Akademi Penerbangan Indonesia jurusan Radio Envineering. Dalam masa jabatannya tugas–tugas persiapan pelabuhan udara Mokmer sebagai pelabuhan udara nasional dirintis untuk menampung pesawat berbadan  lebar (Wide Body Aircraft). Pembenaan beberapa komponen pelabuhan udara Mokmer dalam rangka menunjang kegiatan tersebut diatas.

5.7  T. H. TAMBUNAN

Bapak T. H. TAMBUNAN adalah kepala pelabuhan udara Mokmer yang ke - 7, Beliau adalah lulusan Akademi Penerbangan Indonesia jurusan ATC di Curug.

Pekerjaan untuk meningkatkan pelabuhan udara Mokmer sebagai bandar udara Internasional terus ditingkatkan. Beliau menjabat sejak April 1982 dan berakhir pada bulan November 1985. Pada masa jabatan bapak T. H. TANBUNAN, maka terjadi penggantian nama unit organisasi pelabuhanudara mokmer menjadi Bandara Udara Frans Kaisiepo Biak berdasarkan Surat Keputusan Mentri Perhubungan Nomor : KM.101/AU.104/phb–1984,  tanggal 25 September 1984.

Pada tahun 1990 Bandara Frans Kaisiepo Biak dikelola oleh PERUM ANGKASA PURA 1 dengan diterbitkannya PP No….Tahun 1990, tanggal 1 Januari 1990